PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam menghadapi kebenaran dan agama, manusia itu berbeda dalam cara
menerima, menghayati, dan mengamalkannya. Bagi orang yang bersih jiwanya dan
tidak dikotori hawa nafsunya, mereka siap menerima kebenaran agama dengan
mudah, lancar serta insyaf. Mereka tidak membutuhkan argumentasi, teori
muluk-muluk,bukti-bukti maupan ucapan-ucapan yang diperkuat dengan taukid atau
sumpah.
Sebaliknya, bagi orang yang jiwanya dikotori hawa nafsu, kebatilan dan
tipuan setan, mereka tidak akan mau menerima kebenaran agama. Mereka menerima
kebenaran agama setelah jiwanya di masuki bentuk-bentuk ungkapan yang menenangkan
jiwa, baik diberi penguat (taukihd) ataupun sumpah (qasam) untuk menyadarkan
mereka.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dan rukun-rukun aqsam alqur’an?
2.
Apa saja macam-macam Aqsam alquran?
3.
Apa saja bentuk-bentuk Aqsam alquran?
4.
Apa saja faidah-faidah Aqsam alquran?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
dan memahami pengertian dan rukun-rukun Aqsam Alquran.
2.
Untuk mengetahui
macam-macam Aqsam alquran
3.
Untuk mengetahui
bentuk-bentuk Aqsam alquran.
4.
Untuk mengetahui
faidah-faidah Aqsam alquran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegertian Aqsamil Quran
Menurut bahasa, aqsam
merupakan lafal jamak dari kata qasam. Sedangkan kata qasam sama
artinya dengan kata halaf dan yamin,
karena memang satu makna yaitu berarti sumpah. Sumpah dinamakan dengan yamin
karena orang Arab kalau bersumpah saling memegang tangan kanan masing-masing.
Qasam dan yamin merupakan sinonim yang
didefinisikan untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang
lain yang memposisikan posisi yang lebih tinggi.[1]
Menurut istilah qasam
diberi definisi sebagai berikut: “Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk
tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat
dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata
ataupun secara keyakinan saja.”
Sumpah itu dalam ucapan
sehari-hari merupakan salah satu cara menguatkan pembicaraan yang diselipi
dengan persaksian/pembuktian yang mendorong lawan pembicara untuk bisa
mempercayai/ menerimanya. Sebab, pembicaraan yang diperkuat dengan sumpah itu,
berarti sudah dipersaksikan di depan Tuhan.
Bentuk sumpah itu tidak
hanya terdapat dalam Al Quran saja, juga tidak hanya dalam bahasa Arab,
melainkan umum dan terdapat dalam kitab suci serta dalam segala bahasa di
dunia, baik Arab, Inggris, Perancis, Urdu dan sebagainya termasuk pula dalam
bahasa Indonesia.
Dr.
Bakri Syekh Amin dalam buku
At Ta’birul Fanni Fil Quran menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang biasa
terjadi dikalangan orang Arab, sebagai berikut: Dengan bentuk salam-salaman
tangan kanan mereka, dengan bentuk memercikkan minyak wangi ke tangan atau
pakaian mereka, dengan bentuk saling mengikatkan tampar yang satu kepada yang
lain, dengan bentuk tekad/nazar dan dengan bentuk-bentuk yang lain.[2]
Orang yang pertama
menyusun Ilmu Aqsamil Quran ini ialah Imam Ibnu Al Jauziyah (wafat 751 H.) yang
menulis kitab At Tibyan Fi Aqsamil Quran.
B.
Rukun-Rukun
Qasam
Sighat qasam yang asli
itu terdiri dari tiga rukun yaitu:
1. Harus ada fi’il qasam
yang di muta’addikan dengan huruf ba’.
Dalam
percakapan sehari-hari atau dalam ayat al Quran, sumpah itu tidak terlalu
lengkap mencakup rukun tersebut.
Kadang-kadang fi’il qasamnya dibuang/tidak disebutkan. Tetapi dalam Al Quran, penggunaan
huruf ba’ ini hanya terjadi jika fi’il qasamnya disebutkan. Contohnya
seperti dalam ayat 53 surat An Nur:
وَاَقْسَمُوْا بالله جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ (النور:35 )
Bahkan
terkadang huruf ba’ itupun diganti dengan wawu, seperti surat Al lail ayat 1:
والّيْلِ اِذَا يَغْشى (اليل:
1)
Atau
diganti dengan huruf ta’, seperti
dalam surat Al Anbiya’ ayat 57:
تَالله لاَ كَيْدَنَّ
اَصْنَامَكُمْ (الانبياء:57)
Sumpah ada juga yang menggunakan huruf wau.
Sumapah yang menggunakan wau ini tidak perlu menggunakan lafad aqsama,
ahlafa. Sebaliknya huruf itu harus digunakan kata yang jelas, bukan
pengganti.[3]
2. Harus ada muqsam bih (penguat sumpah), yaitu
sumpah itu harus diperkuat sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah.
Misalnya dengan menggunakan lafal Allah:
·
Keadaan
Muqsam Bih
Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’bir Alfan fil Quran menceritakan bahwa kebiasaan sumpah
orang-orang arab jahiliyah yang selalu memakai muqsam bih selain Allah, misalnya dengan umurnya, kakeknya,
hidupnya, kepala dan sebagainya. Maksud
sumpah orang Arab Jahiliyah tersebut adalah untk memuliakan hal-hal yang
dijadikan muqsam bih itu. Menurut
kebiasaan, mereka memang memuliakan hal tersebut. Sejalan dengan kebiasaan
orang Arab itulah, dalam Al Quran juga kadang-kadang terdapat qasam seperti qasam orang Arab
Jahiliyah. Misalnya yang terdapat dalam surat Al Hijr ayat 72:
لَعَمْرُكَ أَنَّهُمْ
لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ (الحجر:72)
Padahal menurut peraturan muqsam bih, sumpah itu seharusnya memakai nama Allah SWT, Dzat atau
sifat-sifat-Nya, terutama bagi sumpah manusia. Sebab ada larangan bersumapah
dengan muqsam bih selain Allah, yang
dihukumi musyrik. Hal itu berdasarkan
hadits riwayat Umar:
مَنْ خَلَفَ بِغَيْرِ
الله فَقَدْ كَفَرَ اَوْ شَرَكَ (رواه الترميذي)
Artinya: barang siapa bersumpah dengan selain Allah,
maka berarti dia telah kafir atau musyrik (H.R. Tirmdzi)
Memang bagi Allah boleh bersumpah dengan apa saja.
Sebab, muqsam bih itu harus berupa
sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Sedang bagi Allah yang Maha Agung
tidak ada yang harus diagungkan oleh-Nya. Sehingga dia boleh bersumpah dengan
Dzat-Nya ataupun makhluk-Nya, tetapi tidak untuk mengagungkan makhluk itu.
Melainkan supaya manusia mengerti bahwa makhluk/benda yang dijadikan muqsam bih Allah SWT. itu adalah benda
yang penting dan besar artinya.
·
Macam-macam
Muqsam Bih dalam Al Quran
Ada
7 macam muqsam bih dalam Al Quran:
a)
Dengan
Dzat Allah atau sifat-sifat-Nya, terdapat dalam tujuh ayat sebagai berikut:
o Surat Maryam ayat 68
o Surat Al Hijr ayat 92
o Surat An Nisa ayat 65
o Surat Al Ma’arij ayat
40
o Surat At Taghabun ayat
7
o Surat As Saba’
ayat 3
o Surat Yunus ayat 53
b)
Dengan
kehidupan Nabi Muhammad SAW. Terdapat dalam surat Al Hijr ayat 72:
c)
Dengan
hari kiamat, seperti pada surat Al Qiyamah ayat 1:
d)
Dengan
Al Quran, seperti surat Yasin ayat 1-3:
e)
Dengan
makhluk berupa benda-benda angkasa (Al uluwwiyyat), seperti pada surat An Najm
ayat 1-2:
f)
Dengan
makhluk yang berupa benda-benda bumi (bissufliyyat) seperti pada surat At Tin
ayat 1:
g)
Dengan
waktu, seperti waktu dhuha. Contohnya surat Ad Dhuha ayat 1:
3.
Harus
ada muqsam ‘alaihi (berita yang
diperkuat dengan sumpah itu), yaitu ucapan yang ingin diterima/dipercaya orang
yang mendengar, lalu diperkuat dengan sumpah tesebut.
·
Keadaan
Muqsam Alaihi
Muqsam Alaihi adalah berita yang dikuatkan dengan sumpah atau
disebut juga jawaban sumpah. Ada empat hal yang harus dipenuhi muqsam ‘alaihi, yaitu:
a)
Muqsam ‘alaihi/berita itu
terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji atau hal-hal penting.
b)
Muqsam ‘alaihi itu sebaiknya
disebutkan dalam setiap bentuk sumpah. Jika muqsam
‘alaihii tersebut kalimatnya terlalu panjang, maka muqsam ‘alaihi boleh di buang.
c)
Jika
jawab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif (tidak dinegatifkan),
maka harus dimasuki huruf “lam” dan
“qad”.
d)
Materi
isi muqsam ‘alaihi itu bisa
bermacam-macam, terdiri dari berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan
penting-penting.
Dalam Al Quran, Muqsam ‘alaihi terdiri dari hal-hal berikut:
a) Pokok-pokok keimanan dan ketauhidan.
b) Penegasan bahwa Al Quran itu adalah
benar-benar mulia.
c) Keterangan bahwa Rasulullah SAW itu
adalah benar-benar utusan Allah.
d) Penjelasan tentang balasan, janji dan
ancaman yang benar-benar akan terlaksana.
e) Keterangan tentag ikhwal manusia.
C. Macam-Macam Aqsamil Quran
Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al
Quran itu ada dua macam, sebagai berikut:
a) Qasam Dhahir
Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan
muqsam bihnya. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana
pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa wawu, ba’ dan
ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-2
berikut:
لاَ أُقْسِمُ
بِيَوْمِ القِيَمَةِ. ولاَ اُقْسِمُ بالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ.
b) Qasam Mudhmar
Qasam
Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak
pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan
sebagai jawaban qasam. Contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186:
لَتُبْلَوُنَّ فِي
اَمْوَلِكَمْ وَ اَنْفُسِكُمْ (ال عمران:186 )
Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka
qasam ada tujuh macam:
a)
Qasam
dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat,
diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92.
b)
Qasam
dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams ayat 5.
c)
Qasam
dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1.
d)
Qasam
dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at ayat 1-3.
e)
Qasam
dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72.
f)
Qasam
dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2.
g)
Qasam
dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2.
D. Bentuk-bentuk Aqsamil
Quran
a.
Bentuk pertama
Sebagaimana
sudah disebutkan, bahwa sighat (bentuk) yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk
yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan dengan “ba’”
muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan sumpah itu bisa
lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “
bersumpah”.
b.
Bentuk
kedua: ditambah huruf la
Kebiasaan
orang yang bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan
sighat-sighat yang tidak asli lagi. Begitu pula di dalam Al Quran, banyak
terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli. Mislanya sighat
yang ditambah huruf “la” di depan fi’il
qasamnya. Contohnya seperti dalam surat Al Insyiqaq ayat 16:
فلاَ اُقْسمُ بِالشَّفَقَ
(الانشقاق:16)
c.
Bentuk
ketiga: ditambah kata Qul Bala (قل بلي)
Sighat
ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar.
Tambahan “Qul Bala” itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang
sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat:
كَفَرُوْا
لاَ ثَاءْثِيْنَ السَّاعَة الَّذِيْنَ وَقَالَ
Sehingga Allah memerintahkan supaya dijawab dengan
positif bahwa pasti datang hari kiamat itu. Seperti dalam surat As Saba ayat 3:
قُلْ بَلي وَرَبِّي
لَتُبْعَثُنَّ
d.
Bentuk keempat: ditambah kata-kata Qul Iiy (قل اِيْ)
Kadang-kadangsumpah dalam Al
Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar. Seperti dalam
surat Yunus ayat 53:
قُلْ
اِيْ وَرَبِّي اِنَّهُ لَحَقْ(يونس:53)
E.
Faedah Qasam
Qasam merupakan salah satu penguat
perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di
dalam jiwa. Quran al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia
mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam
tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut:
a)
Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan
orang yang apriori menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan
dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT.
b)
Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah
menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah
atau dengan beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia
bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima
pendengar.
c)
Dengan bersumpah memakai nama Allah atau
sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atu
mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selakuDzat yang
diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain,
sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan dapat ditarik
kesimpulan bahwa Sumpah ialah
mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya,
yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik
secara nyata ataupun secara keyakinan saja.
Rukun-rukun
yang ada dalam aqsam Al quran adalah fi’il qasam, muqsam bih dan muqsam alaih.
Huruf-huruf yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau dan huruf ba’.
Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama,
ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata
yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah.
Bentuk-bentuk
aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf La, ditambah kata Qul Bala (قل بلي), ditambah kata-kata Qul Iiy (قل اِيْ). Aqsam Al Quran ini
berfungsi sebagai penguat (ta’kid) ucapan agar pendengar mudah diterima dan
dipercaya.
Dalam qasam juga terdapat
faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia
bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah
diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah
menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan
bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau
mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang
diagungkan sebagai penguat sumpah.
B. Saran
Tak ada gading yang tak retak. Dalam
penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung,
2005.
Djalal, Abdul, Ulumul Quran, Dunia Ilmu,
Surabaya, 1998.